Minggu, 05 Agustus 2012

MEMULAI USAHA DISTRO DAN CLOTHING

Berawal dari banyak dan beragamnya pertanyaan dari teman-teman yang mampir ke beberapa pemilik artikel yang notabennya pemilik Distro atau clothing yang sudah sukses. Walaupun saya belum sukses dan baru merintis, namun izinkanlah saya berbagi sedikit pengalaman saya Bagaimana memulai usaha distro dan Clothing. Sekali lagi tidak bermaksud untuk menggurui atau melangkahi para suhu dan master di bidang distro dan clothing.

Memuali usaha distro perlu persiapan yang serius jika hasil yang kita inginkan pun serius. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah:

1.Konsep.


Konsep adalah dasar dari semua yang bakal kamu tempuh berikutnya. Dengan adanya konsep maka karakteristik dan aliranpun akan terbentuk dengan sendirinya, mulai dari desain, tempat hinga pasar. Kamu bisa mengusung konsep idealis, semi idealis atau kosep yang mengikuti mode dan permintaan pasar.


A.Konsep idealis biasanya mengusung aliran musik atau komunitas tertentu. Kelebihan mengusung konsep ini adalah konsumen dan pembeli sangat loyal, cukup dengan promosi dari mulut ke mulut atau pendekatan langsuk pada komunitas pun sudah cukup. Namun kelemahannya adalah kita membatasi segmen pasar tujuan kita khusus pada satu komunitas atau aliran tertentu.


B.Konsep semi idealis ini biasanya mengusung konsep aliran atau komunitas, namun tidak dibatasi pada aliran dan komunitas tertentu dan disajikan tidak begitu ekstrim, sederhana namun tetam memiliki pesan-pesan komunitas atau aliran.


C.konsep yang ketiga inilah yang banyak di usung oleh distro-distro pada umumnya, baik di kota-kota mode seperti bandung, Jakarta dan Surabaya maupun di Daerah-daerah( tanpa merendahkan arti dan peran Daerah ko he he he). Karena konsep ini sangat fleksibel dan cenderung berubah-ubah mengikuti perubahan mode. Bahkan tidak sedikit yang latah, akut-ikutan, bahkan mencontek konsep desain distro lain ( Produk distro dan clothing )


2.4 P


Setelah mengetaui konsep apa yang mau di usung, maka hal berikut yang harus kita ketahui adalah 4 P. APA TUH 4 P? 4P adalah Produk. Price, Place n Promotion.

A.Produk.


Maksudnya adalah kita harus mengkaji dulu produk apa saja dan seprti apa yang akan kita jual, Baik dari jenis dan kualitas produk yang akan kita jual. Dianjurkan iangan mencampur produk dproduk clothing ternama dengan yang biasa atau mencampur kualitas baik dengan yang biasa atau harga yang mahal dan yang murah, Karena akan mempengaruhi image usaha distro anda dan kepercayaan konsumen ( kalaupun anda hendak menjual beberapa prodak yang kualitas dan harga mencoloh pisahkan rak display berjauhan )

B.Price.


Setelah tau produk apa aja dan kualitas seperti apa yang akan kita jual, maka selanjutnya kita bisa menentukan kira-kira berapa harga produk yang akan kita jual dan berapa estimasi keuntungannya ( kalaw kita ga tau kualitas produk kita bagaimana kita bisa mematok harga sesui dengan kualitas agar konsumen puas )


C.Setelah menganalisis kualitas dan menentukan harga baru kita bisa menimbang-nimbang untuk menentukan tempat penjualan. Mengapa demikian? Karena jika kita menentukan harga kaos dengan harga Rp 75000 maka kita harus mencari tempat yang lokasinya straregis atau tempat yang sering dikunjungi konsumen pada tinggkat ekonomi menengah ke atas. Dan sebaliknya jika minjual produk dengan harga murah di tempat yang sering di kunjungi oleh konsumen tingkat ekonomi ke atas maka produk kita bukannya akan laku keras melainkan akan di anggap murahan, kecuali pada saat diskon ( hal ini akan saya ulas di posting berikutnya )


D.Yang berikutnya adalah promosi. Setelah analisis kualitas produk, harga dan tempat penjualan maka kita akan tau cara berpromosi dan ke segmen pasar dan kalangan mana saja produk kita akan di promosokan yang nantinya akan di jual.


Inilah hal-hal mendasar yang bersifat tehnis yang perlu teman-teman lakukan dulu jika ingin memulai usaha distro, agar usaha yang akan dirintis sukses atau tidak mengecewakan rekan-rekan sekalian. Setelah melakukan seperti ulasan di atas teman-teman bisa tau brapa modal untuk memulai usaha distro.


Untuk lebih rinci lagi akan saya bahas lagi tahap-tahap yang lebih tehnis dan strategi menjalankan usaha distro.

Bagaimana Memulai usaha Distro

Distro atau distribution store berdiri pada tahun 1996 oleh anak- anak muda di Bandung. Distro menjual barang merchandise, t-shirt, pernak pernik atau kaset album bagi anak band.
Bagi komunitas mereka pada waktu itu barang yang dijual di distro tidaklah terlalu mahal. Dengan cara memproduksi t shirt, jaket sendiri dengan jumlah terbatas. Cara pemasarannya pun melalui mulut ke mulut di kalangan sendiri hingga akhirnya ada di outlet-outlet.
Cara memulai usaha ini tidaklah terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran, keuletan , kerja keras dan mempunyai jaringan pertemanan yang luas. Dalam industri ini ada beberapa kategori : clothing, distro, atau kedua-duanya.
Clothing hanya memproduksi t shirt, topi, jaket, tas dan masih banyak lagi. Dan biasanya mempunyai merek tersendiri.
Distro adalah tempat berjualan hasil produksi clothing. Distro membutuhkan modal yang besar untuk menyewa tempat untuk dapat mendisplay barang-barang. Tidak hanya tempat saja yang perlu diperhatikan tapi juga letak yang strategis (mudah diakses). Desain distro harus sesuai dengan tema dan selera anak muda yang santai, funky dan cozy.
Setiap usaha pasti menginginkan keberhasilan dan menguntungkan. Untuk mencapai itu tren yang digandrungi anak muda harus diperhatikan. Juga tidak lupa kualitas bahan dan desain yang unik.
Industri sudah semakin banyak, hamper disetiap kota telah berdiri distro. Produk-produk mereka telah menyebar se Indonesia bahkan ekspor ke Australia, Singapura dan Eropa.

4 Cara Cepat Kaya di Internet

Cara 1. Membuat konten.

Content is the King. Presentation is the Queen. Konten adalah sumber dari perhatian. Perhatian mewakili keberadaan pengguna. Pengguna berarti duit. Buat konten sebanyak-banyaknya. Semakin banyak dan beragam konten yang Anda buat, semakin banyak pula pengguna yang terjaring.
Buat konten seperti artikel ini. Tulis 5 cara cepat kaya, dan pastikan 5 langkah pamungkas lainnya dijadikan konten premium yang berbayar. GigaOm saja melakukannya.

Cara 2. Kumpulkan konten.

Membuat konten sendiri terkadang susah. Nge-blog saja yang kabarnya cuma ujung dari curhat tak jelas kadang bisa buntu di tengah jalan. Bahkan ironisnya untuk membuat konten 140 karakter saja orang tak mampu — akhirnya malah ReTweet terus-menerus.
Kumpulkan konten dari internet. Konten adalah sumber dari perhatian. Perhatian mewakili keberadaan pengguna. Pengguna berarti duit. TweetMeme, Digg, Reddit adalah contoh tempat-tempat perbudakan 2.0 di mana Anda bekerja tanpa dibayar dan mereka mendapatkan keuntungan dari keringat Anda. Oh, Google bahkan lebih parah.

Cara 3. Buat Platform.

Nah, ini impian banyak orang. Bagi yang tidak berbakat membuat konten, atau bahkan tak punya kemampuan RT, ada alternatif bagi Anda untuk membuat platform. Membuat platform berarti menyediakan sarana bagi orang lain untuk bermain di atas “halaman” Anda.
Serunya, pemain ini tidak hanya menyediakan alat untuk memperbudak pengunjung lewat konsep “user generated content”. Pemain ini juga akan menjadi daya tarik bagi pengguna yang ingin mendapatkan manfaat tertentu yang tidak disediakan oleh pemain di luar halaman Anda.
Dengan keuntungan berlipat ganda lewat UGC dan penarikan pengguna ke platform kita, orang sering salah kaprah bahwa metode ini memerlukan modal besar dan tidak dapat dimasukkan dalam skema cepat kaya lewat internet. Pemikiran ini salah! Cara ini tak memerlukan banyak modal. Satu-satunya modal yang diperlukan adalah “salah langkah”. Niatkan membuat situs buku tahunan bagi sekolah Anda lalu sadarilah beberapa waktu kemudian bahwa Anda salah langkah dan ternyata situs Anda sudah berubah menjadi social network site.

Cara 4. Bermain di atas platform.

Bagi yang pengecut dan tak berani membuat platform, jangan berkecil hati. Menjadi pemain di atas platform orang lain juga bisa membuat Anda cepat kaya di internet. Kalau kata @dreampipe, bermain di platform orang lain itu enak karena kita secara tak langsung sudah diglobalisasi. Tak perlu memasarkan aplikasi sampai ke Timbuktu karena secara otomatis, orang-orang Timbuktu akan mendapatkan update bahwa ada aplikasi yang bisa mereka pakai.
Tapi Anda harus hati-hati memilih platform. Beberapa platform mungkin akan menuntut Anda untuk membayar tiket masuk. Beberapa akan paranoid untuk memastikan bahwa Anda tidak akan membuat aplikasi “amoral”. Pancing pengguna dengan aplikasi gratis yang membuat ingin tahu namun menyebalkan. Menyebalkan karena menghabis waktu berharga Anda hanya untuk menunggu (dan cara mempercepat berarti membuka dompet). Terkutuklah We Rule!!

Rabu, 01 Februari 2012

my science


KARYA ILMIAH

Guru Pembimbing : Hj. Tati Mulyati,S.pd

Di Susun Oleh :
Ø  Bani Ahmad Djaelani
Ø  Herdiansyah


MADRASAH ALIYAH AL-KARIMIYAH
SAWANGAN BARU KOTA DEPOK

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk menambah kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Usaha tersebut terdapat baik dalam masyarakat yang masih terbelakang maupun masyarakat yang sudah maju atau masyarakat yang sangat maju.
Belajar mengajar sebagai salah satu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang  saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau guru merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar sendiri.
Dewasa ini khusus di kota Makassar, banyak acara-acara televisi dalam tayangannya sehingga sangat menyita waktu belajar, acara demi acara tersebut sangat fantastis dari satu chanel ke chanel yang lain. Semua stasiun televisi bersaing untuk menampilkan mulai dari film kartun hingga film Hollywood sehingga para siswa hampir engga untuk menjauhi acara tersebut sehingga banyak tugas-tugas mereka terabaikan, di lain pihak ada siswa yang memanfaatkan media elektronika untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan, tentang kebenaran suatu penelitian ilmiah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka untuk mendapatkan kejelasan suatu Karya Ilmiah dan tujuan pembahasan yang hendak dicapai sehingga penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
  1. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode penugasan siswa dalam proses pembelajaran
  2. Bagaimana pengaruh metode penugasan terhadap efektivitas proses pembelajaran
Tujuan Penulisan
Setiap aktivitas manusia senantiasa diiringi dengan suatu harapan sebagai kerangka landasan untuk melangkah lebih jauh dalam membiasakan sesuatu, termasuk membuat dan menulis suatu  karya tulis yang bermutu atau berguna. Harapan tersebut terkadang manifestasikan yang pada akhirnay dalam suatu tujuan, demikian halnya dengan penulisan karya  ilmiah ini yang sasaran utamanya adalah :
  1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode pengugasan siswa dalam proses pembelajaran
  2. Untuk mengetahui efektivitas metode penugasan siswa dalam proses pembelajaran
Manfaat Penulisan
  1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis khususnya dan kepada pembaca pada umumnya serta menambah pemahaman terhadap manfaat dan kegunaan metode penugasan siswa, agar kelak penulis terjun ke dunia pendidikan dalam hal ini sebagai seorang pendidik, dapat memahami dan mengambil manfaat dari metode ini
  2. Hasil penulisan ini diharapkan menjadi bahan bacaan dalam rangka meningkatkan efektifitas belajar mengajar guna memperoleh hasil yang baik dan mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan bersama.
BEBERAPA HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pengertian Interaksi Belajar Mengajar
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru  sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau eksploitasi, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, seperti pendekatan diskusi/inkuiri, maka para siswa akan belajar dengan cara yang aktif pula.
Interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran atau mengandung arti pula adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas  mengajar di satu pihak lain.
Dari pengertian ini dapat kita melihat, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, terdapat pula komunikasi dalam interaksi, akan tetapi penulis merasa bahwa yang lebih cocok dalam pola komunikasi antara guru dan murid dalam proses  interaksi edukatif diantaranya :
  1. Komunikasi sebagai aksi, atau komunikasi satu arah artinya menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Dimana guru aktif dan anak didik pasif. Oleh karena itu, mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran
  2. Komunikasi sebagai interaksi artinya dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik kita bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Anak didik dan anak didik akan terjadi dialog.
  3. Komunikasi sebagai transaksi, maksudnya dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntun lebih aktif dari pada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik lain.
Komponen-Komponen Belajar Mengajar
Sebagai suat u sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang harus dijalankan dalam kegiatan interaksi belajar mengajar diantaranya.
  1. Adanya tujuan yang jelas akan dicapai
  2. Adanya bahan yang menjadi isi interaksi
  3. Adanya siswa yang aktif mengalami
  4. Adanya guru yang melaksanakan
  5. Adanya metode tertentu untuk mencapai tujuan
Proses Belajar Mengajar Ditinjau dari Sudut Siswa, Guru dan Kurikulum
Proses Belajar Mengajar ditinjau dari sudut siswa
Dalam proses belajar mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan siswa lebih besar, karena siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau yang sudah selesai untuk tinggal menghafal, tetapi mereka diberi persoalan-persoalan yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian dan penyimpulan oleh para siswa sendiri.
Guru dan anak didik tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan, dimana ada guru disitu ada anak didik yang ingin belajar dari guru, sebaliknya di mana anak didik di sana ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak didik. Guru dengan ikhlas memberikan apa yang diinginkan oleh anak didiknya, tidak ada sedikitpun dalam benak guru terlintas pikiran negatif untuk tidak mendidik anak didiknya, meskipun sejuta permasalahan sedang merangsang kehidupan seorang guru.
Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, untuk memenuhi proses belajar mengajar ditinjau dari sudut siswa, penulis merumuskan beberapa ciri-ciri di mana adanya beberapa perubahan tertentu yang dialami siswa diantaranya :
a.       Perubahan terjadi secara sadar. Hal ini berarti siswa yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya siswa merekam telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya
b.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus menerus dan tidak statis.
c.       Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perubahan belajar perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu lebih baik dari sebelumnya
d.      Perubahan dalam proses belajar mengajar bukan bersifat sementara, artinya perubahan yang terjadi karena proses belajar yang sifat utamanya adalah menetap atau permanen
e.       Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai
f.       Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, maksudnya perubahan yang diperoleh siswa setelah melalui  proses belajar yang meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam setiap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Proses Belajar Mengajar ditinjau dari sudut guru
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral, karena ditangan  para gurulah terletak keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah, serta pada tangan mereka pulalah bergantungnya masa depan karier para peseta didik yang menjadi tumpuan para orang tuanya. Proses belajar mengajar tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berhubungan secara timbal balik dan saling bergantung satu sama lain diantara komponen-komponen yang selalu terdapat dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah :
a.       Peserta didik yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin selalu berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuan sesuai harapan tahapan perkembangan di jalaninya
b.      Tujuan (yaitu apa yang diharapkan) merupakan seperangkat tugas atau tuntutan yang harus dipenuhi atau sistem nilai yang harus tampak dalam perilaku yang merupakan karakteristik kepribadian peserta didik
c.       Guru yang selalu mengusahakan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar dengan tepat dan baik.
Kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar siswa belajar. Oleh karena keduanya merupakan suatu keterpaduan, maka pendekatan atau metode mengajar yang digunakan oleh guru menentukan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa,  kegiatan belajar mengajar yang ditinjau dari sudut guru dapat kita lihat pada beberapa bentuk kegiatan mengajar yaitu :
1.      Mengajar secara ekspositori. Kegiatan belajar mengajar yang bersifat menerima jadi karena guru menggunakan pendekatan belajar yang bersifat ekspositori baik pada tahap perencanaan maupun pada pelaksanaan mengajar.
2.      Mengajar dengan mengaktifkan siswa. Berbeda halnya dengan kegiatan mengajar yang bersifat ekspositori, dalam pelaksanaan kegiatan mengajar dengan mengaktikan siswa, guru tidak banyak melakukan aktivitas, siswa walaupun demikian tidak berarti bahwa guru tinggal diam, akan tetapi harus  memberikan petunjuk kepada siswa tentang apa yang akan diberikan kepada siswa.
Proses Belajar mengajar ditinjau dari sudut kurikulum
Kurikulum merupakan input dari sistem pengembang kurikulum sedangkan output sistem pengembangan kurikulum adalah sistem pengajaran agar dapat di peroleh pemahaman hubungan antara kurikulum dengan pengajaran yang akan dicapai. Kegiatan-kegiatan belajar selain mempelajari yang sudah di temukan, bahkan termasuk pada kegiatan kurikulum, bila kegiatan itu merupakan penunjang atau penyertaan dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dari kurikulum.
Kurikulum ini dianggap sebagai suatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Semua pengalaman belajar yang diperoleh dari sekolah itu dipandang  sebagai kurikulum. Inti dari kurikulum sebenarnya adalah dari pengalaman belajar. Pengalaman banyak kaitannya dengan  melakukan berbagai kegiatan, seperti interaksi di lingkungan sekolah, proses kerja kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik, seperti gedung sekolah, tata ruang sekolah, murid memperoleh berbagai pengalaman.
Kurikulum menunjukkan semua pengalaman belajar siswa di sekolah atas dasar ini dapat diperoleh kesan bahwa skala dapat dipandang sebagai miniato masyarakat karena di dalam lingkungan sekolah murid mempelajari segi-segi kehidupan sosial, seperti norma-norma nilai-nilai adat istiadat dan sebagainya. Dengan demikian proses pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan pribadi anak dengan utuh dan ini dicapai melalui proses belajar mengajar melalui kurikulum sekolah. Dalam pembentukan kurikulum ada beberapa komponen yaitu :
a.       Komponen tujuan, yaitu arah atau sasaran yang hendak di tuju oleh proses penyelenggaraan pendidikan
b.      Isi kurikulum yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid disekolah dalam hal ini murid melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar.
c.       Metode atau proses belajar mengajar, yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, metode kurikulum berkenaan dengan proses pencapain tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasi. Setiap bentuk yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang  dilaksanakan.
Dari pembahasan di atas dapat penulis katakana atau simpulkan, bahwa dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara guru dan siswa aktif artinya dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Hal ini dapat kita lihat pada pengertian belajar yang merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, efektif maupun psikomotor, agar siswa mampu mandiri.

Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru  dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya, seorang guru dapat mempergunakan metode untuk mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan, untuk memahami kedudukan metode belajar mengajar penulis dapat membaginya ke dalam beberapa bagian yaitu:
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajar. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M adalah motif-motif yang akitif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

Metode sebagai strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu relatif yang lama, daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat dan yang sedang dan ada pula yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan sehingga menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, agar penguasaan penuh dapat tercapai.
Menurut Dra. Rosita, guru harus memiliki startegi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan salah satu langkah untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut metode pengajar, dengan demikian, metode mengajar adalah strategi.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan karena itu sama artinya dengan perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyelesaikan mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya yang mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar  mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak terpenuhi. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran  karena metode pengajaran pelicin jalannya pengajaran menuju tujuan. Ketika dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
Pemilihan dan Penentuan Metode dalam Pengajaran
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dalam satu rumusan, tetapi guru merumuskan lebih dari satu tujuan, karenanya guru pun selalu menggunakan metode lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain juga digunakan mencapai tujuan yang lain. Sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan diantaranya :
1.      Nilai strategi metode. Kegiatan  belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan yang di dalamnya terjadi interaktif edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pengajaran kepada anak didiknya di kelas.
2.      Efektifitas penggunaan metode. Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan kelesuan, ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan,  ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencari jawaban secara tepat, karena bila tidak, maka apa yang guru sampaikan akan sia-sia.
3.      Pentingnya pemilihan dan penentuan metode. Tidak sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran dan sejauh mana tingkat efektifitas dan efisiensi suatu metode yang dipergunakan oleh guru dalam memberikan pelajaran, sehingga siswa mampu memenuhi isi pelajaran yang diberikan oleh guru mereka.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode. Metode yang biasa disebut dengan cara penyajian pelajaran tidak berdiri  sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Olehnya itu untuk jelasnya akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi metode diantaranya :
a.       Anak didik, faktor anak didik merupakan suatu hal yang agak rumit
b.      Tujuan yaitu sasaran-sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar
c.       Situasi artinya kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari
d.      Fasilitas, merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar
e.       Guru, setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.

















PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa pembahasan, dalam karya tulis, maka untuk memahami isi karya ilmiah penulis mengambil beberapa kesimpulan dari isi karya tulis ini sebagai berikut :
1.      Metode penugasan siswa dan resitasi sangat efektif karena dapat memberikan kepada siswa untuk berkreasi atas tugas yang diberikan kepadanya, apalagi waktunya lebih lama di luar jam pelajaran sekolah, sehingga siswa memiliki keluasan waktu untuk mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin, bahkan siswa dapat menjawab tugas sesuai dengan hasil bacaannya dari beberapa literatur atau pendapat para ahli sehingga dapat memberi atau membuka cakrawala berpikir secara luas dan kritis. Atau pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil bacaannya dapat diingat lebih lama, sehingga ia memiliki keberanian untuk mengambil inisiatif bertanggung jawab terhadap masalah yang diberikan kepadanya dan berdiri sendiri untuk mengatasi kesulitan masalah
2.      Bila dibandingkan dengan metode-metode yang lain dalam proses belajar mengajar maka metode pemberian tugas hampir mencakup beberapa metode di dalamnya, termasuk metode tanya jawab, artinya pada saat guru dan murid, termasuk juga mengandung metode demonstasi, yaitu jika tugas berbentuk penelitian, maka siswa akan menjawabnya dengan menggunakan alat peraga untuk mendekatkan pemahaman jawabannya.
3.      Efektifitas metode penugasan siswa jika dikaitkan dengan interaksi, maka akan terjadi interaksi antara dua pihak yaitu pihak guru, dan pihak siswa yang saling aktif.
Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dapat dijadikan bahan kajian ulang dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal penugasan bagi siswa
1.      Dalam memberikan tugas kepada peserta didik, kiranya tugas itu dapat diuji kevalidannya terhadap hasil kajian siswa yang bersangkutan, sehingga seorang guru akan mengetahui sejauh mana kreativitas dan pertanggungjawaban kebenaran terhadap hasil temuan siswa yang bersangkutan
2.      Seorang guru yang baik  yaitu tidak mudah atau serta merta menyalahkan jawaban siswa, mungkin hasil temuannya itu di dapat pada buku-buku hasil bacaan lain, karena untuk memperoleh ilmu pengetahuan tidak terfokus kepada jawaban yang ada dalam buku paket sekolah saja, atau terikat pada teori pakar saja. Olehnya itu, jawaban siswa itu perlu dianalisa dan diambil jalan tengah sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada siswa atas jawabannya itu.
3.      Bagi siswa kiranya tugas-tugas yang diberikan seorang guru/dosen jangan dijadikan beban akan tetapi  tujuan tugas-tugas yang diberikan itu untuk memacu kreatifitas seorang siswa dalam menemukan, meneliti, memahami metode baru untuk menunjang metode-metode yang sudah lama dan tua.


DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs. H. Joko Tri Prasty, Strategi Belajar Mengajar. Cetakan I; Bandung: CV. Pustaka Setia. 1997.
Hamailk Oemar, Dr. Psikologi Belajar Mengajar. Cetakan III; Bandung: Sebar Baru Algensinso, 2002.
Ibrahim R. Nana Syaodih, S. Perencanaan Pengajaran. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta. 1996.
Nochi Nasution, M.A. dkk. Materi Pokok Psikologi Pendidikan Program Penyataraan D-II. Modul 1-6. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta Depag. 1997.
Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Cetakan II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1996.
Syaiful BahriDjamarah. Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif. Cetakan I; Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2000.
_______, Strategi Belajar Mengajar. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1996.

Selasa, 31 Januari 2012

surat al-jumuah 9-11

4. Terjemahan Surah al-Jumu’ah Ayat 9-10
9.Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
10.Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum’at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya. (Imam Jalaluddin al-mahalli dan Imam Jalaluddin AL-Suyuthi, 2006:2456)
5. Isi Kandungan Surah al-Jumu’ah ayat 9-10
Maksudnya, apabila imam naik maimbar dan muazzin telah azan di hari jumu’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.
Tafsirnya, seruan Allah terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukallaf untuk untuk melaksanakan sholat jumu’at umat Islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan jual beli. Umat islam yang memenuhi sruan Allah tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah.
Umat Islam yang telah selesai menunaikan sholat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah. Mengacu kepada QS al-Jumuah 9-10 umat Islam diperintahkan oleh agamanya agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti sholat, dan selalu giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam seperti bekerja keras dan belajar secara sungguh-sungguh. (Syamsuri, 2004: 25)
Selain berisikan perintah melaksanakan sholat jumu’at juga memerintahkan setiap umat Islam untuk berusaha atau bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT. Ayat ini memerintahkan manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan mempersiapakan untuk kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu melaksanakan ibadah ritual, juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup. (Bachrul Ilmy, 2006: 15)
6. Hadits tentang Etos Kerja
Artinya: Dari Anas ra. Ia berkata, Rosulullah SAW. Bersabda : “wahai Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, dan penakut. Dan aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur, ujian hidup dan ujian mati. “(HR. Muslim)
7. Penjelasan Hadits Tentang etos kerja.
Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi. (http://Ikhsan. Wordpres.com/etos-kerja11/12/09)
Secara tektual hadits di atas hanya merupakan doa yang pernah diucapkan Rosululah Saw. Dan dianjurkan agar selalu diucapkan oleh umatnya, yaitu doa agar dijauhkan dari sifat lemah, malas dan pengecut serta dijuahkan dari siksa kubur, ujian hidup dan ujian setelah mati. Namun kalau kita simak secara seksama makna hadits tadi, maka maksud dari hadits tersebut adalah, bila kita selalu meminta dijauhkan dari sikap dan hal-hal yang tidak diinginkan di atas bukan berarti kita pasrah begitu saja. Akan tetapi seharusnya dengan meminta dijauhkan dari sifat lemah, berarti kita hurus berupaya untuk menjadi orang yang kuat, baik rohani maupun jasmani. Dengan meminta dijauhkan dari sifat malas berarti kita harus berupaya menjadi orang yang rajin bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tercapai kesejahtaraan di dunia dan akhirat. Dan dengan meminta dijauhkan dari sifat penakut berarti kita harus berupaya untuk menjadi orang yang berani dalam menjalani hidup ini, karena kita yakin bahwa Allah selalu menolong hamba yang aberada di jalan Nya. (Moh. Matsa, 2004: 118-119)
C. ANALISIS
Dari uraian materi di atas mengandung beberapa unsur, yang mengandung prinsip yaitu poin 1ayat tentang etos kerja. Poin 3 yaitu terjemahan QS. Al-jumuah 9-10 dan poin 5 yaitu hadits tentang etos kerja. Yang mengandung prinsip terdapat pada poin 7 yaitu pengertian etos kerja. Sedangkan unsur fakta, yaitu zaman Rosulullah apapun yang terjadi pada saat beliau akan melaksanakan sholat jumuat maka beliau tetap focus, tidak menunda apalagi meninggalkan. Unsur nilai, yaitu setelah mempelajari materi ini siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa sholat jumu’at sangatlah penting untuk kehidupan dunia dan akhirat. dan terhindar dari sifat lemah dan malas. Unsur yang terakhir yaitu keterampilan, setelah mempelajari materi ini maka siswa dapat membaca QS. Al-jumuah dengan benar.

Kerja DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Pada suatu ketika sa'ad bin Muadz al-anshari berkisah bahwa saat Nabi Muhammad SAW baru kembali dari perang tabuk beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari." Kenapa tanganmu ?"rasulullah SAW bertanya. "karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku".Rasulullah mengambil tangan Sa'ad dan menciumnya seraya berkata " inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka", dalam riwayat lain, setelah mencium tangan seorang pekerja beliau bersabda," "Inilah tangan yang dicintai allah dan rasulnya".

Dari penjelasan hadits di atas kita bisa membayangkan betapa besar penghargaan rasulullah kepada para pekerja, terutama pekerja keras. Beliau memberikann motivasi yang besar kepada kita untuk giat bekerja sebab para pekerja adalah kekasih kekasih Allah dan rasulnya.
Al-Qur'an juga mendesak orang-orang beriman yang mempunyai kemampuan fisik untuk bekerja keras dan Allah menjajikan pertolongan bagi siapa saja yang berjuang dan berlaku baik.
Firman Allah….
Dalam ayat lain Al-Qur'an menyerukan kepada setiap muslim agar menginvestasikan tenaga, pikiran, dan waktu untuk melakukan amal shalih,amal yang produktif dan sangat merugi orang yang menyia-nyiakan waktu, yang malas dan berpangku tangan dan orang yang bekerja tapi tidak menghasilkan manfaat.Firman Allah….,

Dalam sebuah hadits yang populer di sebutkan :

Artinya : Mukmin yang kuat lebih dicintai daripada mukmin yang lemah.

Dalam peribahasa juga disebutkan," Pribadi yang lemah merupakan satu-satunya cacat yang tak termaafkan".

II. Pengertian kerja
Kerja atau amal menurut Islam dapat diertikan dengan makna yang umum dan makna yang khusus. Amal dengan makna umum ialah melakukan atau meninggalkan perbuatan apapun yang disuruh atau dilarang oleh agama yang meliputi perbuatan baik atau jahat. Perbuatan baik dinamakan amal soleh dan perbuatan jahat dinamakan maksiat.
Adapun kerja atau amal dengan maknanya yang khusus yaitu melakukan pekerjaan atau usaha yang menjadi salah satu unsur terpenting dan titik tolak bagi proses kegiatan ekonomi seluruhnya.

Isi Kandungan Surah al-Jumu’ah ayat 9-10

Maksudnya, apabila imam naik maimbar dan muazzin telah azan di hari jumu’at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.
Tafsirnya, seruan Allah terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukallaf untuk untuk melaksanakan salat jumu’at umat Islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan jual beli. Umat islam yang memenuhi sruan Allah tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah.
Umat Islam yang telah selesai menunaikan salat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah. Mengacu kepada QS al-Jumuah 9-10 umat Islam diperintahkan oleh agamanya agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti salat, dan selalu giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam seperti bekerja keras dan belajar secara sungguh-sungguh. [1]
Selain berisikan perintah melaksanakan salat jumu’at juga memerintahkan setiap umat Islam untuk berusaha atau bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT. Ayat ini memerintahkan manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan mempersiapakan untuk kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu melaksanakan ibadah ritual, juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup

Pengertian, dan Konsep Dasar Entrepreneurship

Semenjak negara kita dilanda krisis ekonomi, masyarakat berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. PHK kerap terjadi, terbatasnya lapangan pekerjaan  juga meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan SDM terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Ia tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Ia tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang sebagaimana tersebut adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa entrepreneurship, ialah jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah  pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.”
Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan  merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting. Karena pendidik adalah agent of change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Disamping itu jiwa entrepreneur  juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta mandiri.
Dalam Islam, anjuran untuk berusaha dan giat bekerja sebagai bentuk realisasi dari kekhalifahan manusia tercermin dalam surat Ar-Ra’d: 11 yang maksudnya “ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum itu mau merubah dirinya sendiri”. Menurut al-Baghdadi bahwa ayat ini bersifat a’am. Yakni siapa saja yang mencapai kemajuan dan kejayaan bila mereka sudah merubah sebab-sebab kemundurannya yang diawali dengan merumuskan konsepsi kebangkitan. (Yusanto & Kusuma, 2002).

B.     Integritas Pendidikan Entrepreneurship Dalam Islam
Keberhasilan seorang entrepreneur dalam Islam bersifat independen. Artinya keunggulannya berpusat pada integritas pribadinya, bukan dari luar dirinya. Hal ini selain menimbulkan kehandalan menghadapi tantangan, juga merupakan garansi tidak terjebak dalam praktek–praktek negatif dan bertentangan dengan peraturan, baik peraturan agama maupun peraturan teknis negara tentang usaha. Integritas entrepreneur muslim tersebut terlihat dalam sifat – sifatnya, antara lain:
1.      Taqwa, tawakal, zikir dan bersyukur.
Seorang entrepreneur muslim memiliki keyakinan yang kukuh terhadap kebenaran agamanya sebagai jalan keselamatan, dan bahwa dengan agamanya ia akan menjadi unggul. Keyakinan ini membuatnya melakukan usaha dan kerja sebagai dzikir dan bertawakal serta bersyukur pasca usahanya.
2.      Motivasinya bersifat vertical dan horisontal.
Secara horizontal terlihat pada dorongannya untuk mengembangkan potensi dirinya dan keinginannya untuk selalu mencari manfaat sebesar mungkin bagi orang lain. Sementara secara vertical dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Motivasi di sini berfungsi sebagai pendorong, penentu arah dan penetapan skala prioritas.
3.      Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim, menjalankan usaha merupakan aktifitas ibadah sehingga ia harus dimulai dengan niat yang suci (lillahi ta’ala), cara yang benar, dan tujuan serta pemanfaatan hasil secara benar. Sebab dengan itulah ia memperoleh garansi keberhasilan dari Tuhan.
4.      Azam “Bangun Lebih Pagi”
Rasulullah mengajarkan kepada kita agar mulai bekerja sejak pagi hari. Setelah sholat Subuh, kalau tidak terpaksa, sebaiknya jangan tidur lagi. Bergeraklah untuk mencari rezeki dari Rab-mu. Para malaikat akan turun dan membagi rezeki sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
5.      Selalu berusaha Meningkatkan llmu dan Ketrampilan
Ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dua pilar bagi pelaksanaan suatu usaha. Oleh karenanya, memenej usaha berdasarkan ilmu dan ketrampilan di atas landasan iman dan ketaqwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang entrepreneur.
6.      Jujur
Kejujuran merupakan salah satu kata kunci dalam kesuksesan seorang entrepreneur. Sebab suatu usaha tidak akan bisa berkembang sendiri tanpa ada kaitan dengan orang lain. Sementara kesuksesan dan kelanggengan hubungan dengan orang lain atau pihak lain, sangat ditentukan oleh kejujuran keduabelah pihak.
7.      Suka Menyambung Tali Silaturahmi
Seorang entrepreneur haruslah sering melakukan silaturahmi dengan mitra bisnis dan bahkan juga dengan konsumennya. Hal ini harus merupakan bagian dari integritas seorang entrepreneur muslim. Sebab dalam perfektif Islam, silaturahmi selain meningkatkan ikatan persaudaraan juga akan membuka peluang – peluang bisnis baru.
8.      Menunaikan Zakat, Infaq dan Sadaqah ( ZIS )
Menunaikan zakat, infaq dan sadaqah harus menjadi budaya entrepreneur muslim. Menurut Islam sudah jelas, harta yang digunakan untuk membayar ZIS, tidak akan hilang, bahkan menjadi tabungan kita yang akan dilpatgandakan oleh Allah, di dunia dan di akhirat kelak.
9.      Puasa, Sholat Sunat dan Sholat Malam
Hubungan antara bisnis dan keluarga ibarat dua sisi mata uang sehingga satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Sebagai seorang entrepreneur, disamping menjadi pemimpin di perusahaannnya dia juga menjadi pemimpin di rumah tangganya. Membiasakan keluarga, istri, anak, untuk melaksanakan puasa-puasa atau sholat-sholat sunat dan sholat malam harus dilakukan seorang entrepreneur muslim, karena dapat memberikan bekal rohani untuk menjalankan usahanya.
10.  Mengasuh Anak Yatim
Sebagai entrepreneur, mengasuh anak yatim merupakan kewajiban. Mengasuh atau memelihara dalam arti memberikan kasih sayang dan nafkah (makan, sandang, papan dan biaya pendidikan). Lebih baik lagi bila juga kita berikan bekal (ilmu/agama/ketrampilan) sehingga mereka akan mampu mandiri menjalani kehidupan di kemudian hari.

Sebagai konsekuensi pentingnya kegiatan entrepreneurship, Islam menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya entrepreneurship dalam kehidupan setiap muslim. Budaya entrepreneurship muslim itu bersifat manusiawi dan religius, berbeda dengan budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai landasan kerjanya. Dengan demikian pendidikan entrepreneur muslim akan memiliki sifat – sifat dasar yang mendorongnya untuk menjadi pribadi yang kreatif dan handal dalam menjalankan usahanya atau menjalankan aktivitas pada perusahaan tempatnya bekerja.
Jiwa entrepreneur seseorang bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun juga. Pendidikan entrepreneurship dapat dilakukan apabila pendidik sudah memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Yang penting dan yang utama dari pendidikan entrepreneurship adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka.