Rabu, 27 November 2013

Alternatif Knalpot Skubek Boreup Buat Yang Gak Mau Bersuara



Substitusi bisa dari motor sport juga

Tidak ingin bersuara besar, skubek kesayangan yang sudah dibore up bisa lirik knalpot standar motor yang punya isi silinder setara. Itu karena masih banyak sekat yang terpasang di dalam silencer atau muffler.

“Kalau sudah sampai 200 cc, bisa juga pakai knalpot milik Suzuki Satria F-150,” ujar Yong Mustofa dari Yong Motor di Jl. Serdang Raya, No. 4, Kemayoran, Jakarta Pusat. Saluran buang yang diaplikasi, tentu sebatas silencer.

Pakai part standar bebek tipe ayam jago ini, tinggal pasang aja. Dimensinya yang tidak terlalu besar, bikin silencer ini cocok diaplikasi di skubek kecil macam Yamaha Mio. “Tinggal bikin dudukan ulang buat pemegang mufler. Tapi lehernya bisa sekalian diganti pakai ukuran pipa diameter 28–30 mm biar lebih enak,” saran pria 29 tahun ini.

Selain pakai silencer Satria F-150, bisa juga pakai milik Yamaha Scorpio. Knalpot ini, cocok buat diaplikasi di skubek gambot macam Yamaha Nouvo. Karena dimensi part yang juga tergolong lebih besar.

Pertimbangan pakai muffler Scorpio biar tenaga yang diberikan tidak terlalu drop. Apalagi karena motor sudah 200 cc. “Tapi, kalau dikatakan mendongkrak tenaga cukup signifikan sih tidak,” aku Taqwa Suryo Swasono, tunner mobil dari Garden Speed di Jl. KH Muhasim VIII, No. 45A, Cilandak, Jakarta Selatan.

Memang, tunner yang juga garap motor balap ini berkata pilihan knalpot Scorpio itu bukan berdasar kapasitas isi silinder. Artinya, enggak mentang-mentang sudah bore up 200 cc lebih, lalu pakai knalpot dari motor yang ber-cc sama.

“Di mobil, selama ini sih manjur. Ketika mobil pakai muffler yang volume tabungnya punya kenaikannya 30%, power agak naik. Tapi selama enggak pakai turbo ya,” ungkap Taqwa.

Pilihan pakai knalpot Scorpio, juga karena modelnya yang slip on. Artinya, bukan model yang jadi kesatuan mulai dari leher hingga silencer. Tapi, model ini bisa dilepas terpisah antara mufler dan leher. Harga knalpot yang ditawarkan Rp 585 ribu berdasar price list dari ATPM.

Lagi-lagi, buat aplikasi kudu sesuaikan juga bagian leher atawa diameter pipa manifold. “Butuh diameter yang lebih besar dari standar. Untuk menunjang akselerasi. Baik tarikan bawah atau atas,” tambah Jessy Liga Siswanto, pemilik brand Kawahara Racing.


Knalpot aftermarket suara minim bisa jadi lirikan(kiri). Leher bisa andalkan variasi berbahan stainless steel(kanan).

Selain pakai pipa besi biasa, sobat juga bisa andalkan leher aftermarket berbahan stainless steel. Diameter yang ditawarkan part ini sudah sesuai kebutuhan engine bore up. “Berkisar 28–32 mm. Tinggal cocokan sesuai seting yang diinginkan,” tambah pria yang juga owner JP Racing di Jl. Cendrawasih No. 6E-F, Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang.

Nantinya, besar diameter pipa ini secara tidak langsung akan berpengaruh ke karakter peak power. “Tergantung dari kompresi mesin yang diterapkan juga,” bilang Rio Teguh, pemilik tim drag Anker Sports Harriot’s Key Speed Racing asal Bandung, Jawa Barat.

Setidaknya diameter pipa besar, putaran atas lebih jalan ketimbang kecil. “Leher kecil, cocok untuk mesin kompresi lebih rendah. Tapi, punya efek panas mesin jika dipakai kondisi jalan macet,” urai Rio yang kepincut drag matik.

Harga ditawarkan pipa itu berkisar Rp 175–200 ribuan. Tergantung tipe skubek. Modelnya pun, slip on. Jadi, tinggal pasang saja. Tapi buat sobat yang tetap ingin pakai knalpot bergaya racing, kini di pasaran pun banyak tersedia knalpot kompetisi dengan suara merdu.

Seperti contohnya, AHRS yang menyebutnya tipe silent series. Atau, Password yang mengadopsi model berbentuk pipih. Kedua knalpot ini, bisa diandalkan. Bicara harga, dijual sekitar Rp 350–400 ribuan. “Tersedia untuk semua tipe matik,” jelas Dessy dari AHRS di Jl. Tole Iskandar, No. 162, Depok, Jawa Barat.

Data tersebut diambil dari (motorplus-online.com)

-Knalpot Titanium R9, Lebih Ringan 40      Persen


Buat bebek, skubek, sport juga moge
Kabar gembira bagi penyuka adu kebut. Kini knalpot bahan titanium siap dijajakan untuk motor lokal. Material racing kelas tinggi itu diproduksi brand R9 (Racing Generation).
Bahan titanium memiliki beberapa keuntungan. “Selain enteng, mudah melepas panas dan mampu meredam suara,” tegas Sjafri Ganie alias Jerry, juragan knalpot R9.
Di soal bobot, titanium jauh lebih ringan dibanding besi atau stainless steel. “Bedanya bisa lebih enteng 40%,” yakin Jerry yang sudah mendatangkan bahan titanium dengan nilai investasi di atas Rp 10 miliar itu.
Bobot yang ringan mampu memapas berat kendaraan. Rata-rata pembalap IndoPrix beratnya lebih 10 kg dari regulasi minimal. “Pakai titanium bisa dipangkas,” semangat Jerry yang berencana bikin komponen lain dari titanium seperti as komstir, segitiga, pelek dan baut.
Knalpot titanium mampu bikin stabil panas mesin. Suhu tidak naik-turun. “Begitu mencapai 5 menit, suhu knalpot stabil sampai digeber berjam-jam,” pede Jerry yang juga juragan knalpot Noby.
Suhu yang cepat stabil, performa motor tetap terjaga. Tanpa perlu pemanasan lama. Paling penting lagi, performa mesin tidak mudah ngedrop karena suhunya yang stabil.
Dari hasil pengukuran menggunakan dynotest di mesin bebek 110 atau 125 cc, power mesin meningkat. Sekitar 0,2 sampai 0,3 dk. Kalau menggunakan dynotest merek lain, bisa lebih besar lagi. Kenaikannya bisa mencapai 1 dk.
Paling penting lagi, menggunakan knalpot titanium juga bisa mengurangi suara berisik dari motor balap. “Karena mampu meredam sampai 30%,” teori pria yang beken dengan merek Ker Ker ini.
Jajal di seri awal IndoPrix lalu di Sentul, suara paling adem. Jauh lebih sunyi dibanding pakai bahan stainless steel.
Asyiknya knalpot dengan material wahid ini akan dijual dengan harga terjangkau. “Bedanya tidak jauh, paling Rp 200-300 ribu dibanding stainless steel,” jelas pria yang sudah puluhan tahun menekuni bisnis knalpot ini.

Klem tahan melengkung

Seperti knalpot buat Ninja 250R, paling mahal dibanderol Rp 5 juta. Coba bandingkan dengan pipa buang buatan luar negeri yang bisa 2 kali lipat lebih.

Bebek dan skubek juga siap diproduksi. Begitu juga untuk moge yang akan tetap diproduksi sebagai brand image, seperti untuk Yamaha R6.
Bahan titanium yang digunakan tidak sebatas di leher atau silencer. Semua bagian knalpot dibuat dari titanium. Termasuk kawat las yang dipergunakan ketika mejahit saluran buang itu.
Sementara untuk bahan titanium yang dipakai, warna birunya alami. Tidak dibuat dengan proses yang disengaja. Begitu kena panas, sudah langsung biru.
Lisensi Leo Vince
Bukan tanpa alasan kalau Jerry berani investasi gede-gedean. Karena sudah dipercaya pemegang merek knalpot Leo Vince asal Italia. Untuk memproduksi knalpot merek mereka di Indonesia.
Merek Leo Vince sudah sangat beken di dunia racing. Pihak R9 dipercaya memproduksi knalpot untuk moge. Kalau bebek dan skubek masih tetap R9.
“Teknologi, bahan dan proses produksi juga harus sesuai standar Leo Vince. Makanya tukang las juga harus kursus di Australia,” jelas pedagang yang sering keluar negeri ini sambil bilang kalau beberapa mesin di pabriknya disuplai langsung dari Leo Vince. Hebat!

Nah jangan ragu bro..untuk membeli brand yang satu ini dijamin hasil na cukup memuaskan para bikers sekalian, untuk membeli racing part yang satu ini kami menyediakan berbagai macam bentuk dan harga tentunya. dan produk yang kami jual dijamin 100% orisinil bro..

So..jika tertarik boleh meninggalkan coment atau segera menghubungi ke nomor contact yang disediakan..Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar