Rabu, 27 November 2013

Roller Skutik Ringan = Deselerasi Besar?

Umumnya, akselerasi jadi pujaan pengguna skutik. Maklum iklim kompetisi selalu berada di benak tiap orang. Siapa punya tunggangan yang larinya paling cepat, pastilah berbangga hati. 

Namun ada hal lain yang perlu diperhatikan jika tunggangan digunakan sebagai andalan transportasi sehari-hari. Selain akselerasi juga perlu deselerasi, alias penurunan kecepatan. Memang, rem adalah peranti paling utama sebagai pengurang laju tunggangan.

Namun, ada hal lain yang juga dirasa perlu sebagai alat bantu, yaitu engine brake, atau penurunan kecepatan alias deselerasi yang diperoleh dari kompresi mesin. Nah, kalau pada skutik, seperti apakah yang paling baik?

Kali ini dicoba penggunaan roller yang bisa memberikan efek pada deselerasi. Pakai roller lebih berat apa lebih ringan? Atau selang-seling antara roller ringan dan berat. “Wah, kalau soal deselerasi belum banyak yang mencobanya, sebenarnya penting juga,” ungkap Willy Dreeskandar, dari F16 Motor, di Jl. Ciledug Raya, Ciledug, Tangerang, Banten.



Di uji dengan Race Logic

Beda berat lain hasilnya

Roller masih dalam kondisi baik

Menurut Willy, roller lebih ringan me­mungkinkan pergeseran lebih cepat kala putaran mesin meningkat. Sedang roller lebih berat, putaran mesin akan lebih tinggi baru besutan akan bergerak. “Kalo lebih berat mesin lebih meraung tapi akselerasinya lebih baik, sementara kalau soal kenyamanan, lebih enak pakai roller lebih kecil, pada putaran di bawah saja sudah jalan,” ujarnya.

Nah, kalau soal deselerasi? “Gue belum tahu,” ujarnya. “Tetapi, perkiraan gue, kalau pakai roller lebih ringan pasti deselerasi lebih cepat ketimbang yang lebih berat, karena roller lebih lama turun dan roda pun lebih lama ‘terkunci’ dengan CVT,” ujarnya. Nah, makanya OTOMOTIF mencobanya. Kali ini menggunakan dua jenis roller berbeda. Satu roller lebih berat, lainnya roller ringan.

Uji cobanya, skutik dijalankan dengan kecepatan yang sama, yaitu sekitar 30 km/jam, lalu gas ditutup dan dibiarkan melaju hingga benar-benar terasa tunggangan sudah meluncur tanpa tertahan oleh efek engine brake. Alat ukurnya Race Logic, yang selain bisa dipakai sebagai pengukur akselerasi, juga ada catatan soal deselerasi yang dihasilkan oleh tunggangan yang diukur.

Saat dicoba, roller yang lebih ringan memang deselerasinya lebih baik, ketimbang roller lebih berat. Dengan kecepatan sama, roller lebih ringan, menempuh jarak 30 m sedangkan roller lebih berat, dengan jarak 35 m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar