Seiring perkembangan drag matik yang kian mewabah, maka peserta di
kelas paling bergengsi FFA (Free For All) juga semakin banyak dan berani
melakukan terobosan. Terlebih trend limit kapasitas CC yang kerap hadir
di berbagai hajatan balap karapan antara alternatif s/d 350 cc atau s/d
400 cc.
Anyway, konteks volume silinder punya pengaruh signifikan
mendongkrak tenaga kudabesi bertransmisi otomatis ini. Seperti juga
keputusan strategis tim YSS RFT Riftech Racing Team Jakarta yang dikawal
joki Ayip Rosidi.
“Prinsip kita yang utama ialah penciptaan volume silinder yang
mendekati regulasi. Seterusnya sambil berjalan, riset dilakukan untuk
mencari torehan waktu terbaik, “tutur Dony Muchtar selak manajer tim
yang bermarkas di Jl. Kramat Asem Gede RT. III RW.IV No. 2 Utan Kayu,
Jakarta Timur. Adapun bore-up mesin menyentuh angka 350 cc. Tergolong
ekstrim juga, karena masih jarang yang beginian. Kebanyakan bermain di
rentang 250 cc sampai 300 cc. Sekilas info saja, Fino milik TDR Racing
sendiri yang memiliki waktu terbaik 7,4 detik (201 M) memilih safety
dengan mesin kisaran 300 cc dimana spesifikasi langkah 87,9 mm dan
piston 66 mm.
Kembali ke soal semula. “Nilai 350 cc tadi diperoleh dari
overstroke mencapai 91 mm dan diameter piston yang 70 mm, “terang Arif
Muttaqin sebagai mekanik yang juga dibackup dragster M Hambali yang
masih berusia 16 tahun. Seteleh, ruang bakar jauh lebih gede dari
kondisi standar (113 cc), maka secara logika dibutuhkan aliran bahan
bakar yang lebih banyak. Ini mutlak hukumnya. Dalam konteks ini,
diaplikasi Karburator Keihin PE 28 mm yang memang menjadi pilihan
terbaik banyak tuner yang bermain di FFA.
“Venturi sedikit diperbesar dengan reamer sekitar 3 mm agar lepih
optimal, “tambah Arif Muttaqin menambahkan bahwa pemakaian keenam roller
seberat 12 gram. Ketika otre lakukan polling pendapat pada beberapa
kiliker, mereka sepakat tidak mengadopsi karbu lebih gambot lagi dengan
alasan menu lintasan yang hanya 201 meter. Jika kegedean akan semakin
mengorbankan putaran bawah. Ini berisiko. Jadi lebih ekfektif dengan PE
28. Cerita seterusnya, setelah arus bahan bakar dan udara didesain
dengan volume lebih padat, maka high-compretion menjadi agenda
selanjutnya. Tekanan tinggi membat gas aktif yang terbakar lebih
maksimal.
Perbandingan kompresi menyentuh 13 : 1 dan masih aman dari gejala
knocking atau ngelitik. Terakhir, camshaft yang mengatur lalu-lintas gas
aktif yang akan dikompresikan digerinda ulang hingga durasi ada pada
272 derajat pada sisi in dan exnya 280 derajat. Noken as ini bekerja
menggerakkan klep gede kombinasi valve-in 36 mm dan outnya 31 mm serta
lift kelp hingga 11,3 mm. Begitu jelas dari data tersebut, karakter yang
ingin diciptakan lebih fokus pada upaya mendongkrak peak-performance.
Hasil akhir, kudapacu Fino ini mencatat time terbaik di angka 7,6 detik
di lintasan 201 meter saat event dragbike Jogjakarta beberapa waktu
lalu. Tunggu saja kejutan selanjutnya. .: ogy
SPEK KOREKAN :
KARBURATOR : Keihin PE 28, MAIN JET : 140, PILOT JET : 48, KLEP : 36/31 mm, LIFT KLEP : 11,3 mm, RASIO : 19-38, ROLLER : 12 gram (6), CDI : Yamaha Fino, Knalpot : TDR Racing.
KARBURATOR : Keihin PE 28, MAIN JET : 140, PILOT JET : 48, KLEP : 36/31 mm, LIFT KLEP : 11,3 mm, RASIO : 19-38, ROLLER : 12 gram (6), CDI : Yamaha Fino, Knalpot : TDR Racing.
cdi thailand fino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar