Teknologi karburator vakum selangkah lebih maju, agar irit dan ramah lingkungan
Karburator, si pengabut bahan bakar ke mesin sudah mengalami kemajuan teknologi. Setelah sekian lama dijejali dengan karbu konvensional, belakangan motor-motor yang dipasarkan di Indonesia mengaplikasi karburator vakum. Karburator jenis ini punya kelebihan dibanding yang konvensional.
Sedikit diulas dulu soal penyebutannya. Mulai dari karburator yang kita kenal pertama, sistem konvensional. Bahasa tingginya, karbutaoor ini disebut Venturi Meter (VM). Kerjanya simpel. Volume atau debit suplai udara dan gas bahan bakar langsung diatur melalui gerak puntir gas. Puntiran gas, disalurkan kabel, menarik langsung botol skep atau piston skep.
Berbeda dengan karburator yang biasa disebut karbu vakum. Sebutan tekniknya, CV (Constant Velocity atau Constan Vacuum). Kerja karbu model ini berdasarkan kevakuman di ruang bakar. Penyuplai bahan bakar ini selevel lebih maju dari VM. Di CV, gerak naik-turun botol skep tergantung kevakuman di ruang bakar, atau tekanan udara antara inlet dan leher angsa.
“Jadi, pada karburator vakum, gerakan puntiran gas yang disalurkan kabel ke karburator kerjanya hanya memancing. Sebab, tarikan kabel gas memutar atau membuka klep kupu-kupu. Bukaan klep kupu-kupu ini yang mengatur tingkat kevakuman di ruang bakar,” jelas Cheppy Sugiarto, mekanik balap yang kini mulai mendalami seting karburator vakum untuk skubek balap tim AHRS.
Kabel dari selongsong gas dikaitkan dengan mekanisme klep kupu-kupu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar