Knalpot Standaran AHRS
Penyuka adu kebut jalanan, banyak yang mempertahankan knalpot standar namun punya performa tinggi. Ada yang dibobok dan ada pula yang beli jadi tapi tampilan tetap standar.
Kalau pakai knalpot racing, mereka kerap ditilang polisi karena dianggap berisik. Sehingga menimbulkan keresahan. “Solusinya banyak yang dibobok,” jelas Misjaya alias Gondrong, pengrajin knalpot merek SKR.
Terutama pengguna motor matik. Mereka umumnya lebih mempertahankan tampilan knalpot standar. Makanya, di arena balap liar ada kelas standaran.
Pipa buang standar dibobok, beberapa sekat dibuang. Atau ada yang dibuat lebar lubangnya. Agar pembuangan menjadi lebih lancar. Sesuai dengan karekter setingan yang dimau.
Sebagai contoh yang paling banyak diminati ABG dan anak sekolahan. Kebanyakan mereka maunya mesin standar. Namun suara knalpot lebih nyaring dan menggema dengan performa yang tentunya juga ikutan meningkat.
“Kalau mesin standar, cukup dibobok aja. Tanpa harus dibarengi dengan ganti leher knalpot. Cocoknya untuk trek pendek dalam kota,” jelas Gondrong dari markasnya di Jl. Raden Patah No. 90, Pasar Lembang, Ciledug, Tangerang.
Seting kejar akselerasi ini, harga yang dipatok juga tidak terlalu tinggi. “Paling mahal hanya 125 ribu. Bisa nego dan motornya dibawa ke bengkel,” sebut Gondrong yang memang gondrong itu.
Berbeda lagi jika kepingin buat trek rada panjang namun mesin tetap standar. “Selain dibobok, dianjurkan ganti leher knalpot. Agar nafas atas lebih teriak,” jelas lelaki asli Banten bagian selatan alias pinggir pantai selatan ini.
Asep Hendro. Suara halus, power gede |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar