Ya
tandanya walau sudah digas tinggi, motor jalan di tempat. Itu gejala
beltnya. Sedang roller, motor seperti tersendat-sendat. “Kalau dua-duanya minta ganti, gejalanya gabungan keduanya itu,” sebut Ali Hussain, mekanik Shan Motor Racing di Jln. S. Parman, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kali ini dicoba pada Yamaha untuk Mio. Sebelumnya, posisikan motor di tempat yang lapang, asal gerakkan sampeyan
leluasa. Memang tujuannya bukan untuk bermain kungfu. Toh, di tempat
yang luas lebih santai bekerjanya dan bebas sepak terjangnya. Waaa?
Lantas
uang Rp 20 ribu tadi, silakan untuk beli minuman ringan. Tapi, periksa
dulu ada loyang kecil atau penampang untuk sekrup, baut dan kunci?
Kalau nggak ada, nah sisa uang tadi bisa beli penampang kecil
Rp 10.000 yang plastik. Ini penampang bisa dipakai kapan saja. Bila duit
sudah keburu beli rokok, ambil saja loyang di dapur.
Lanjutkan dengan buka baut rumah roller. “Harusnya pakai tracker khusus CVT. Bila tidak punya, gunakan kunci sok 17 (gbr-2) dibantu baut tutup CVT untuk mengganjal pulinya agar tidak ikut berputar (gbr-3),” kata doi Hussain.
Eit, setelah mur rumah roller lepas dan lanjutkan mencabut ringnya, trus buru-buru diletakkan lagi pada penampang tadi, supaya bautnya terkumpul jadi satu. Lanjut, tarik kipas yang juga sebagai puli luarnya (gbr-4) lepas V-belt dengan tangan juga bisa (gbr-5). Tarik juga rumah rollernya (gbr-6). Bila rumah roller berhasil lepas, langsung buka tutupnya di baliknya ada rollernya (gbr-7).
Tinggal cek kondisi roller dan belt. “Gerigi
belt masih utuh silakan pakai lagi, tapi kalau sudah ada yang rompal,
ya ganti . Begitu juga roller, jika gepeng langsung ganti saja. Harganya Rp 8-11 ribu/biji yang orisinal, total ada 6 biji (gbr-5),”sebut Hussain sambil tunjukan posisi pemasangan roller yang benar (gbr-8).
Terakhir,
tinggal pemasangan kembali dengan urutan kebalikan membongkar tadi bro.
Ya, kalo lupa baca lagi tulisannya dari awal. Ok, selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar